Dari Batam, Bintan dan kini Bali: Seven Clean Seas Perluas Operasi di Indonesia untuk Menghadapi Salah Satu Krisis Polusi Plastik Paling Terlihat di Dunia

Organisasi lingkungan laut Seven Clean Seas resmi memperluas operasinya ke Bali, Indonesia, salah satu garis depan paling terlihat di dunia dalam upaya melawan polusi plastik.

Polusi plastik di pesisir Bali

Indonesia menghasilkan sekitar 6,8 juta ton sampah plastik setiap tahun, dengan 4,8 juta ton di antaranya tidak tertangani dengan baik. Sebagian besar akhirnya mengalir ke sungai dan perairan pesisir. Bali—yang terkenal di seluruh dunia karena pantai, budaya, dan pariwisatanya—sering menjadi sorotan kritik internasional ketika gelombang sampah plastik menumpuk di pantainya. Masalah ini tidak hanya mengancam ekosistem laut, tetapi juga melemahkan ekonomi dan reputasi global pulau wisata ini.

Advertisement

“Bali lebih dari sekadar destinasi liburan. Bali adalah pengingat nyata tentang urgensi krisis plastik,” ujar Tom Peacock-Nazil, Pendiri dan CEO Seven Clean Seas. “Apa yang terjadi di sini dilihat oleh dunia, dan visibilitas itu menjadikan Bali tempat yang kuat untuk membuktikan adanya solusi nyata yang dapat diterapkan secara nasional maupun global.”

Melanjutkan keberhasilan yang terbukti

Seven Clean Seas (SCS) telah membangun reputasi sebagai pelaksana proyek konservasi lingkungan yang berdampak di Asia Tenggara. Sejak meluncurkan inisiatif pertamanya di Bintan pada 2020 dan memperluas ke Batam pada 2022, organisasi ini telah mengangkat lebih dari 5,5 juta kilogram sampah plastik dari lingkungan laut.

Yang tidak kalah penting, SCS menyediakan lapangan kerja yang aman dan adil di sektor yang selama ini sangat bergantung pada tenaga kerja informal. Hingga kini, hampir 19.000 orang telah merasakan manfaat program SCS melalui pekerjaan langsung, inisiatif pendidikan, dan dukungan kesehatan.

Di luar Indonesia, SCS memperluas operasinya ke Bangkok pada 2024, dengan fokus pada kebocoran plastik dari Sungai Chao Phraya, jalur air paling tercemar di Thailand.

Babak baru di Bali: OTTER dan Tanjung Benoa

Proyek Bali dijalankan dengan dukungan OTTER (Offshore & Tidal Trash Extraction Rig), kapal khusus pembersih pesisir. Kapal ini beroperasi setiap hari di koridor Serangan–Benoa di pesisir selatan Bali, dirancang untuk mengangkat sampah plastik sebelum menyebar lebih jauh ke laut lepas.

Tanjung Benoa dipilih sebagai lokasi utama karena wilayah ini menggabungkan tingkat paparan yang tinggi dengan dampak yang signifikan. Garis pantainya merupakan salah satu yang paling padat digunakan di Bali, dan juga menjadi titik pertemuan penting di mana sungai, anak sungai, dan saluran drainase membawa sampah dari daratan langsung ke laut. Lokasi ini juga berdekatan dengan fasilitas TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah dengan prinsip Reduce, Reuse, dan Recycle) Panca Lestari di Desa Adat Tanjung Benoa, yang menjadi tulang punggung logistik dalam mengelola material yang terkumpul. Di TPS3R, sampah dipilah, botol PET dan wadah HDPE disalurkan ke jaringan ekonomi sirkular Bali, sementara residu non-daur ulang diarahkan ke sistem pemulihan terstruktur untuk meminimalkan ketergantungan pada TPA.

Proyek ini semakin diperkuat oleh kerja sama dengan pemangku kepentingan lokal dan lembaga pemerintah, termasuk KSOP dan otoritas pengembangan terkait. Kemitraan ini memastikan inisiatif ini terintegrasi dengan sistem pengelolaan sampah Bali yang lebih luas, sehingga membangun fondasi bagi keberlanjutan proyek dalam jangka panjang.

Lebih dari sekadar pembersihan: edukasi dan komunitas

Selain operasi pembersihan, Seven Clean Seas juga akan memimpin lokakarya untuk pemuda guna meningkatkan kesadaran lingkungan dan mendorong perubahan perilaku jangka panjang.

Seven Clean Seas juga telah menyambut mitra operasional pertama di Bali: Yayasan Sahabat Multi Bintang (YSMB), lembaga yayasan dari Bir Bintang. Dukungan mereka menegaskan peran penting kolaborasi sektor swasta dalam menjaga keberlanjutan proyek-proyek seperti ini, melengkapi keterlibatan komunitas dan dukungan pemerintah dengan sumber daya dan kesinambungan.

Seruan untuk perhatian global

Seven Clean Seas melihat Bali bukan hanya sebagai intervensi nasional, tetapi juga sebagai simbol global. Visibilitas internasional pulau ini memperbesar urgensi krisis plastik dan pentingnya solusi yang mampu menciptakan dampak lingkungan sekaligus sosial, dengan pendekatan pengelolaan sampah yang sistematis.

Peacock-Nazil menambahkan, “Dengan menghadirkan OTTER ke Bali, kami tidak hanya membersihkan garis pantai. Kami menunjukkan apa yang bisa dicapai ketika teknologi, komunitas, dan kolaborasi internasional disatukan.”

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Previous Post

Viral di Tiktok hingga di undang ke Berbagai Podcast, Kisah Haru Shella & Albi Kini Hadir Lewat Film Sampai Titik Terakhirmu

Next Post

KAI Divre III Palembang Ajak Sahabat Disabilitas dan UMKM Meriahkan HUT ke -80 PT KAI

Advertisement