Emas Raih Tertinggi Sepanjang Masa, Trader Pantau Pidato Jerome Powell

Harga emas (XAU/USD) kembali memikat perhatian pasar global setelah mencetak rekor tertinggi baru di $3.747 pada perdagangan Senin (22/9). Di awal sesi Asia Selasa pagi (23/9), XAU/USD bahkan sempat menembus $3.750, menguat lebih dari 1,60% seiring tekanan pada Dolar AS. Tren penguatan yang terus berlanjut mengindikasikan bahwa ruang kenaikan emas masih belum tertutup, didorong kombinasi prospek pelonggaran moneter oleh Federal Reserve (The Fed) dan meningkatnya minat investor terhadap aset safe-haven.

Menurut Andy Nugraha, Analis Dupoin Futures Indonesia, sinyal teknikal memperkuat potensi kenaikan harga emas. “Kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average mengonfirmasi tren bullish XAUUSD yang masih sangat kuat,” paparnya. Andy memproyeksikan emas berpotensi menguji level $3.775 dalam jangka pendek, dengan catatan momentum beli tetap solid. Namun, ia juga mengingatkan risiko koreksi cepat. “Jika harga gagal mempertahankan kenaikan, area $3.712 menjadi titik penurunan terdekat yang perlu dicermati,” tambahnya.

Optimisme pasar terhadap emas kian menguat setelah The Fed AS memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) minggu lalu pemotongan pertama tahun 2025. Keputusan ini lahir di tengah tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja dan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi AS, meskipun inflasi belum sepenuhnya mereda. Kebijakan suku bunga yang lebih rendah menurunkan opportunity cost untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil, sehingga semakin mendukung permintaan logam mulia ini.

Advertisement

Sentimen dovish kian terbentuk setelah Stephen Miran, Gubernur The Fed, menolak pemangkasan hanya seperempat poin dan justru mendesak pemangkasan lebih agresif hingga 50 bp untuk mengantisipasi risiko ekonomi lebih besar. Prospek pemangkasan lanjutan pada akhir tahun memperkuat keyakinan bahwa kebijakan moneter longgar akan tetap menopang reli emas dalam beberapa bulan ke depan.

Selain faktor moneter, ketegangan geopolitik menambah daya tarik emas sebagai aset lindung nilai. Reuters melaporkan bahwa pasukan Rusia telah menguasai pemukiman Kalynivske di wilayah Dnipropetrovsk, Ukraina, yang memicu kembali kekhawatiran pasar global. Jim Wyckoff, Analis Senior Kitco Metals, menegaskan, “Permintaan safe-haven terus mengalir di tengah ketidakpastian geopolitik dan langkah pemangkasan suku bunga The Fed, yang berpotensi mendorong harga emas lebih tinggi.”

Pelaku pasar kini menanti pernyataan penting dari para pejabat The Fed, termasuk pidato Ketua Jerome Powell pada Selasa malam (23/9). Setiap komentar bernada hawkish berpotensi mengangkat Dolar AS dan memberi tekanan jangka pendek pada emas, sementara sinyal dovish akan memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan dan mendukung kenaikan harga.

Dengan kombinasi pemangkasan suku bunga The Fed, ketegangan geopolitik, dan sinyal teknikal yang tetap positif, prospek jangka pendek emas diperkirakan akan tetap cerah. Meski begitu, volatilitas diprediksi meningkat menjelang pidato Powell. Para trader disarankan untuk mengelola risiko dengan disiplin, sembari mencermati dua kemungkinan: peluang kenaikan menuju $3.775 bila tren bullish bertahan, atau koreksi ke $3.712 jika pernyataan The Fed justru menghidupkan kembali penguatan Dolar AS.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Previous Post

Berkontribusi kepada Kemajuan Layanan Lalu Lintas, Direktur Utama Jasa Marga Dianugerahi Pin Emas Kapolri dalam Acara Syukuran Hari Lalu Lintas Bhayangkara ke-70

Next Post

UMK Binaan MIND ID Berdaya Saing Tinggi, Omzet Naik hingga Tembus Pasar Global

Advertisement