Banda Aceh, November 2025 – PT Pelindo Multi Terminal (SPMT), Subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang bergerak di bidang operasional terminal nonpetikemas, mencatat capaian penting melalui keberhasilan ekspor 12.000 metrik ton (MT) Crude Palm Oil (CPO) murni asal Aceh ke Haldia Port, India. Ekspor ini diberangkatkan melalui Pelabuhan Krueng Geukueh, Aceh Utara, pada Minggu (9/11).
Berkolaborasi dengan PT Aceh Makmur Bersama (AMB), momentum ini menandai kebangkitan sektor perdagangan internasional Aceh sekaligus menegaskan kesiapan Pelabuhan Lhokseumawe atau yang biasa disebut Krueng Geukueh sebagai gerbang ekspor unggulan daerah.
“Pelindo Multi Terminal berkomitmen mendukung percepatan arus logistik ekspor di wilayah Aceh melalui peningkatan kualitas layanan, efisiensi operasional, dan pemberdayaan tenaga kerja lokal. Keberhasilan ekspor CPO ini menjadi bukti bahwa Pelabuhan Krueng Geukueh siap menjadi simpul logistik utama untuk komoditas unggulan Aceh,” ujar Branch Manager Pelindo Multi Terminal Lhokseumawe, Aulia Rahman Hasibuan.
Proses pemuatan CPO dilakukan menggunakan metode pipanisasi pump, di mana minyak sawit dipompa langsung dari tangki timbun PT AMB ke kapal kargo. Sistem ini mempercepat proses bongkar muat sekaligus memastikan kemurnian dan kualitas CPO tetap terjaga hingga tiba di negara tujuan.
Menurut Site Manager PT Aceh Makmur Bersama, Tarmizi, kegiatan ekspor ini diharapkan dapat menjadi pintu pembuka bagi ekspor berkelanjutan dari Aceh. “Jika ekspor bisa berlangsung secara kontinu, dampaknya akan sangat signifikan terhadap perekonomian daerah, terutama bagi petani sawit. Kami optimistis Pelabuhan Krueng Geukueh dapat melayani ekspor dalam skala yang semakin besar,” ujarnya.
Dari sisi pengawasan dan keamanan, kegiatan ekspor di pelabuhan ini berjalan dengan sinergi lintas instansi. Kepala KSOP diwakili Danpos KPLP Pelabuhan Krueng Geukueh, Zulmahdi, menegaskan bahwa seluruh aktivitas operasional berada dalam pengawasan ketat demi menjamin keamanan dan kelancaran proses bongkar muat.
Pelabuhan Lhokseumawe didukung dengan kedalaman alur 9 mLWS (mean low water spring), dermaga sepanjang 267,5 meter, lapangan penumpukan seluas 5.000 m2, dan area pergudangan seluas 2.600 m2 serta dilengkapi dengan 2 unit mobile crane, 3 unit head truck, dan 2 unit forklift. Pelabuhan ini didominasi dengan komoditas semen curah dan CPO.
Aulia Rahman menambahkan bahwa kinerja positif Pelabuhan Krueng Geukueh juga tercermin dari peningkatan trafik curah cair yang signifikan. Hingga Oktober 2025, total trafik curah cair tercatat mencapai 38.792 ton, melonjak tajam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8.533 ton. Lonjakan ini mencerminkan meningkatnya aktivitas ekspor komoditas berbasis minyak sawit dari Aceh serta kepercayaan pelaku usaha terhadap layanan Pelindo Multi Terminal.
Langkah ekspor CPO ini tidak hanya menjadi catatan keberhasilan logistik, tetapi juga simbol kemandirian ekonomi Aceh yang kian tumbuh dan berdaya saing di tingkat global.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES