Sumbawa, 24 September 2025 – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus meningkatkan pelaksanaan program padat karya Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI). Program ini menjadi langkah nyata untuk membangun dan memperbaiki saluran irigasi sekaligus memberdayakan masyarakat desa, sejalan dengan prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada pangan nasional.
Program P3TGAI tidak hanya
berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga menjadikan petani sebagai motor
penggerak utama. Dengan melibatkan masyarakat secara langsung, dua manfaat
program ini dapat dirasakan langsung, infrastruktur pertanian membaik dan ekonomi
lokal bergerak.
“P3TGAI bukan hanya membangun
saluran irigasi, tetapi juga memberdayakan masyarakat desa. Petani menjadi
pelaku sekaligus penerima manfaat, sehingga mereka merasakan langsung hasil
kerja kerasnya,” kata Menteri PU Dody Hanggodo.
Pada Tahun Anggaran 2025,
pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp1,8 triliun untuk membiayai program
P3TGAI di 8.000 lokasi di seluruh Indonesia. Salah satu wilayah yang menjadi
fokus adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang dikenal sebagai salah
satu sentra pertanian nasional.
Untuk Tahap 1 di NTB, program
P3TGAI tersebar di 282 lokasi dengan target penyerapan tenaga kerja mencapai
3.980 orang. Berdasarkan data e-monitoring per 23 September 2025, realisasi
pekerjaan fisik di NTB rata-rata telah melampaui 70%. Serapan tenaga kerja juga
telah memenuhi target sebanyak 3.980 orang, atau setara dengan 119.370 Hari
Orang Kerja (HOK).
Kepala Balai Besar Wilayah
Sungai (BBWS) Nusa Tenggara I, Eka Nugraha Abdi, menegaskan bahwa P3TGAI
dirancang sepenuhnya untuk masyarakat. Menurutnya, program ini membuka lapangan
kerja di desa melalui sistem padat karya, yang pada akhirnya memperkuat ketahanan
pangan dan menggerakkan roda perekonomian lokal.
“Kegiatan P3TGAI ini murni
untuk masyarakat, dan Balai hanya melakukan pemantauan. Pengelolaan maupun
pengerjaannya dilakukan langsung oleh masyarakat, sehingga manfaatnya lebih
terasa,” ujar Eka Nugraha.
Manfaat program ini dirasakan
langsung di tingkat desa, seperti di Desa Perung, Kecamatan Penyuk, NTB. Kepala
Desa Perung, Syafruddin, mengungkapkan bahwa program ini membawa perubahan
besar bagi warganya.
“Lebih dari 75 persen dari
total 3.074 jiwa warga kami adalah petani, dengan lahan pertanian sekitar 300
hektare. Dulu setiap musim tanam kami harus gotong royong memperbaiki saluran
tanah yang sering jebol. Sekarang saluran sudah permanen dengan pasangan batu,
jauh lebih terjamin,” tutur Syafruddin.
ciWujud program P3TGAI di desa
Perung yaitu berupa pengerjaan saluran irigasi tersier dari saluran tanah
menjadi saluran pasangan batu sehingga lebih awet di kemudian hari. Rata-rata
saluran yang dibangun memiliki panjang 300 meter dengan masa pengerjaan sekitar
75 hari.
Suwardi, salah seorang petani
di Desa Perung, tidak hanya merasakan manfaat dari aliran air yang lebih
lancar, tetapi juga mendapatkan penghasilan tambahan. Ia ikut bekerja sebagai
tukang dalam proyek pembangunan saluran di desanya.
“Sebelum ada pasangan batu, air
selalu merembes ke kiri-kanan, jadi banyak yang terbuang. Sekarang aliran lebih
lancar sampai sawah. Alhamdulillah saya juga dapat tambahan penghasilan dari
kerja sebagai tukang di proyek ini,” kata Suwardi.
Kementerian PU sendiri terus
berkomitmen meningkatkan pelaksanaan program P3TGAI di seluruh Indonesia karena
selain membangun infrastruktur saluran irigasi yang vital untuk pertanian,
program P3TGAI ini sekaligus dapat memberdayakan masyarakat desa dan meningkatkan
perekonomian mereka.
Program kerja ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja,
Bergerak – Berdampak” dalam menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo
Subianto.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#SetahunBerdampak
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES